Kali ini, saya ingin berbagi mengenai sekolah di Jepang usia SD 🙂
Tidak perlu daftar sekolah!
Sekolah di sini maksudnya adalah sekolah dasar alias SD. Karena TK di sini adalah swasta, maka statusnya tidak wajib. Dan TK tidak mengenal sistem zonasi. Untuk mendaftar TK sendiri, pendaftaran dibuka tanggal 1 Oktober dan pengembalian formulir biasanya 1 bulan setelahnya. Lengkapnya akan dibahas kemudian.
Kok, tidak perlu daftar sekolah?
Yup, karena semua sistem sudah terintegrasi, tidak ada seorang anak pun yang tidak memperoleh haknya untuk tidak sekolah.
Nah, jika datang di bulan April atau Oktober dan saat itu sudah masuk usia SD (6 tahun per 1 April), maka dilakukan prosedur yang sama seperti tulisan di sini, yaitu lapor diri ke kantor kecamatan dan dinas pendidikan. Namun jika di Jepang sudah lebih awal dan baru saja akan masuk usia SD, maka di sekitar bulan Oktober-November akan mendapat surat pemberitahuan bahwa anak kita masuk ke SD di zona tertentu. Di bulan berikutnya, akan mendapat panggilan lagi untuk tes kesehatan dan penjelasan lainnya di bulan Februari.
Tes kesehatan meliputi mengisi dokumen kesehatan anak (riwayat imunisasi, alergi, dan hal lain yang perlu diketahui sekolah), tes mata, tes pendengaran dan beberapa hal yang saya coba ingat-ingat kemudian.
Jadi tidak perlu takut anak tidak bisa sekolah. Malah diundang buat sekolah, lho!
Pulang sekolah, anakku harus ke mana?
Salah satu dilema teman-teman yang belum mau membawa anaknya ke sini adalah sebuah pertanyaan, “Pulang sekolah, anakku gimana?”. Saya justru pertama tau dari teman-teman di Daycare Puspiptek dulu bahwa di Jepang ada semacam tempat penitipan khusus anak SD.
Jadi setelah mendapat panggilan sekolah, bulan Desember adalah bulan pendaftaran Jidoukan. Apa itu Jidoukan? Ini after school club-nya anak SD. Biasanya letaknya pas di sebelah SD-nya, atau di lingkungan perumahan.
Di SD Kunimi, Sendai, tempat anak-anak sekolah, ada 3 pilihan tempat mereka pulang setelah sekolah. 1. Kunimi Jidoukan, 2. Kaigamori Jidoukan, dan 3. Cocoro. No 1 dan 2 milik pemerintah. Jadi syaratnya sekali lagi untuk fasilitas milik pemerintah adalah sama seperti daftar Hoikuen, yakni kedua orang tua harus bekerja.
Bagaimana cara daftarnya?
Sebenarnya waktu pendaftaran adalah setiap bulan Desember. Namun ada kalanya di tengah jalan ada yang membutuhkan dan kebetulan ada yang pindah (di Jepang, sering sekali orang dipindahkan lokasi kerjanya, jadi sering sekali teman sekolah anak pindahan juga). Nah, pertama, telepon atau datanglah ke Jidoukan yang diinginkan untuk membuat janji. Jika ada tempat kosong, mereka akan menginformasikan kapan bisa mengambil formulir dan diterangkan bagaimana cara mengisinya.
Ada 3 bundle dokumen yang harus diisi. Bundle pertama adalah yang di-submit ke bank buat daftar autodebet biaya Jidoukan. Ke-2 adalah yang di-submit ke Jidoukan. Isinya banyak ada 5 kira-kira. Tentang data orang tua, anak, kesehatan anak, questioner, dan surat persetujuan. Dan yang ke-3 adalah permohonan keringanan biaya baik biaya Jidoukan maupun biaya ekstensi waktu untuk di-submit ke Dinas Pendidikan.
Jika semua persyaratan telah terpenuhi, maka pihak Jidoukan selanjutnya akan mengirimkan surat pemberitahuan penerimaan. Di surat juga terdapat beberapa isian dan apa saja yang harus dibawa saat briefing.
Baru saja Jumat, 13 September lalu menjadi translator untuk orang tua dan kedua teman baru Rafa yang akan masuk Kunimi Jidoukan. Kami di-briefing peraturan apa saja yang harus ditaati, baik saat musim sekolah dan liburan, jam pulang sendiri dan dijemput, makanan apa saja yang boleh, buku penghubung (Renrakucho) dan lain sebagainya.
Lengkapnya menyusul 🙂